Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu
mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.Dalam
pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian harus dipadukan warnanya
bagian atas dengan bagian bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya.
Apabila cara memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan.
Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenanya. Atau
orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju warna hijau,
karena hijau itu justru menggelapkan kulitnya.
Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia
musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan
suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut.Karena itu dalam
keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada
sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Keselarasan (harmony) kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance),
dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan
yang serasi dalam suatu benda dan diatara benda itu dengan si pengamat.
Filsuf Inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa
keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di
antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal
relations among our sence-perception).
(a). TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan,
bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori
subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat dasar dari keindahan. Teori obyektif berpendapat, bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang mencipta diri nilai estetik adalah sifat
(kualita) yang memang telah melekat.Teori subyektif, merupakan bahwa
ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada
hanya perasaan dalam seseorang yang mengamati sesuatu benda.adanya
keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu.
(b). TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari
benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut
indah telah dijwab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang
bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di Eropa. Sebagai
contoh bangunan arsitektur Yunani kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu
dipahami pula dalam arti lebih terbatas.
Bangsa Yunani menemukan bahwa
hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu
ukur dan berbagai pengukuran proposi ternyata dapat diwujudkan dalam
benda-benda bersusun yang indah. Bahkan Pythagoras yang mencetuskan
teori proporsi itu menemukan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh
seutas senar tergantung pada panjang senar itu dan bahwa macamnya nada
yang dikeluarkan oleh seutas senar akan menghasilkan susunan nada yang
selaras (yakni indah di dengar),
No comments:
Post a Comment