25 Jan 2014

Menambang emas pada HP bekas

Telpon genggam yang sudah tidak terpakai merupakan logam berharga, seperti halnya emas atau perak. Telpon genggam adalah produk teknologi tinggi dimana papan PCB serta kabel-kabelnya mengandung logam-logam seperti emas, perak, platina dan iridium. Walaupun tentu saja jumlahnya sangat kecil. Tapi kita kan punya pepatah, “sedikit demi sedikit menjadi bukit”. Beberapa ratus gram emas, perak dan logam lainnya dapat diperoleh dari 1 ton telpon genggam yang tidak terpakai. Ini menjadikannya seperti tambang emas, dengan kandungan emas dan perak yang lebih besar dari tambang biasa.
Akhir-akhir ini, setengah dari penduduk Jepang mempunyai telpon genggam, dan secara terus menerus model baru muncul di pasaran. Tahun lalu saja, lebih dari 48 juta telpon genggam dihasilkan. Untuk mengantisipasi hal ini 6 perusahaan komunikasi besar telah menerapkan sistim pengumpulan untuk mendapatkan telpon-telpon genggam yang tidak terpakai. Tahun lalu saja salah satu dari perusahaan ini dapat mengumpulkan 10 juta telpon gengam yang tidak dipakai, yang tentu saja merupakan suatu tambang emas
Untuk mendulang emas dari telepon gengam Jepang menggunakan teknologi pemurnian bijih yang selama ini dikembangkan di sebuah pertambangan Jepang. Seperti kita ketahui tambang bijih di suatu tempat biasanya tidak murni dan mengandung bermacam jenis logam. Karena Jepang memiliki banyak gunung berapi, panasnya magma sering dipergunakan untuk melumerkan logam, yang kemudian mencampurkan serta membentuk deposit bijih. Karena itulah, teknologi ini dikembangkan sejak lama untuk memurnikan bijih yang kotor menjadi logam.
Kota penambangan tembaga Kosaka di Profinsi Akita, sekitar 600 kilometer diutara Tokyo, adalah satu dari beberapa kota yang mengembangkan teknologi itu. Banyak telpon genggam dikumpulkan dan diproses disana. Dulu, Kosaka terkenal sebagai kota penghasil tembaga yang terpandang, tetapi setelah Perang Dunia kedua, pertambangan itu ditutup karena kalah bersaing harga dengan tembaga impor.
Telpon genggam itu seperti halnya material dimana logam-logam yang ada masih saling bercampur. Teknologi peleburan yang dikembangkan saat ini dapat digunakan untuk memperoleh logam berharga dari telpon gengam bekas ini.
Sejumlah besar telpon genggam yang dikumpulkan pertama-tama dihancurkan dan kemudian dimasukkan kedalam wadah peleburan bersama dengan bijih tembaga. Benda-benda seperti plastik, timah hitam dan timah dipisahkan dan dikeluarkan dari campuran tersebut untuk menghasilkan sebuah material yang dikenal dengan tembaga mentah, yang merupakan campuran dari tembaga, emas, platina dan logam-logam lainnya. Tembaga mentah itu kemudian dimasukkan dalam larutan asam sulfur. Saat katoda yang dialirkan listrik dimasukkan kedalam larutan itu, tembaga murni berkumpul di katoda tersebut. Logam-logam berharga lainnya kemudian mengeras dan terpisah.
Logam yang mengeras dan terpisah ini kemudian dimasukkan kedalam larutan asam nitrat dan proses tadi diulang kembali. Kali ini perak murni yang berkumpul di katoda. Material sisanya kemudian di masukkan kedalam larutan asam hidroklorik dimana listrik kembali dialirkan untuk mendapatkan emas murni.
Pabrik peleburan di Kosaka mengolah 50 ton telpon genggam setiap tahunnya, dan kemudian memperoleh 15 kilogram emas. Karena pabrik di Kosaka mengambil timah hitam, kadmium dan zat-zat berbahaya lainnya sebelum mereka memulai proses tadi. Material-material ini juga dimurnikan untuk penggunaan industri.
Ledakan penggunaan telpon genggam telah menghasilkan produk sampingan yang luar biasa. Jika telpon-telepon genggam yang dibuang itu langsung di hancurkan dan dikubur di tanah, maka logam-logam berat yang berbahaya dapat terlepas dan menimbulkan pengaruh yang berbahaya bagi lingkungan. Tapi dengan mengolah telpon-telepon genggam yang sudah tidak dipakai ini tanpa menimbulkan sampah, dapat diperoleh emas dan perak. Kayaknya teknologi ini seperti kata pepatah, “sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui”

Sumber:  http://www.kamusilmiah.com/elektronik/menambang-emas-dari-telpon-genggam/

No comments: