Hampirilah Ibumu saat beliau tertidur lelap, tatap wajahnya dengan penuh kasih sayang yang dalam. dan renungkanlah sesosok ibu yang ada dalam kehidupan kita selama ini. Bayangkan betapa cintanya yang tulus terhadap kita selama ini.
Kasih sayangnya selalu kita rasakan..,
kesabarannya selalu kita lihat.., juga kemampuannya yang selalu memberikan
support pada kita sehingga semuanya menjadi mudah.
Hidupnya benar-benar kita butuhkan.
beliaulah orang yang pertama kita kenal sebelum ayah, beliaulah orang yang pertama
berbaring di samping kita, dan beliaulah orang yang memberikan kehangatan
tubuhnya ketika kita baru lahir, dan kehangatan itu masih kita rasakan sejak
kita lahir sampai sekarang.
namun apa yang akan kita rasakan ketika
beliau yang sedang tertidur lelap tersebut tak lagi mampu membuka kedua matanya
yang indah?? dan beliau tak lagi bangun dari tempat tidurnya dan tidur untuk
selama-lamanya.
dari kedua matanya sedikit mengalir air
mata,. wajahnya terlihat pucat,.. bibirnya terlihat mengering.., kulitnya terasa
dingin.., dan tubuhnya pun mulai kaku. mungkin saat itu pula kita akan menangis.
tak percaya apa yang sedang terjadi. berusaha membangunkan dalam keaadaan
menangis. meminta padanya agar bangun dan menjawab teriakan kita. meskipun kita
tahu bahwa itu sia-sia.
Air mata yang menetes membasahi kedua pipi
semakin deras, penyesalan yang kita rasakan semakin mendalam. takkan rela
melepaskannya dengan alasan apapun. karna beliau adalah wanita yang sangat kita
sayangi seutuhnya. namun apalah daya.., semua itu adalah kehendaknya, kehendak
“ILAHI RABBI”.
Orang-orang mulai berdatangan kerumah kita
untuk mengaji, memandikan, juga menyolati beliau. kini yang tersisa hanyalah jasadnya yang
berselimut helaian kain kafan yang halus.
yang membuat kita semakin tak rela berpisah ialah, ketika beliau mulai
di masukkan ke dalam keranda yang di tutupi helaian kain hijau yang bertuliskan
“LAA ILAA HA ILL ALLAH, MUHAMMADA RASUL LULLAH”
Dan ketika orang-orang mulai memikulnya menuju
pemakaman. mengiringi sambil menangis tanpa lelah tangan mengusapnya. semakin
sedikit kita untuk melihatnya semakin sedih yang kita rasakan. sesampainya di
pemakaman orang-orang mulai menguburinya, Adzan mulai dikumandangkan, talqin mulai di bacakan dan
kembang mulai di taburkan. Kini beliu telah pergi dan meninggalkan kita untuk
selama-lamanya. Dan takkan kembali meski kita menangis dan memohon. Karna masa
hidupnya telah habis dan telah tiba apa yang telah di firmankan oleh
ALLAH, yaitu “semua mahluk yang bernyawa akan merasakan mati”.
Sobat, Sungguh kematian tak bisa di hindari dan di cegah dengan apapun dan siapapun. dan ketika malam datang teringat beliau di alam kubur sana. Disana beliau sendiri menempuh malam yang dingin hanya dengan helaian kain kafan yang tipis. Gelap tanpa penerangan, terdiam dengan posisi yang tetap. Namun hanya satu yang beliau harapkan dari kita, “DO’A”.
Sobat, Sungguh kematian tak bisa di hindari dan di cegah dengan apapun dan siapapun. dan ketika malam datang teringat beliau di alam kubur sana. Disana beliau sendiri menempuh malam yang dingin hanya dengan helaian kain kafan yang tipis. Gelap tanpa penerangan, terdiam dengan posisi yang tetap. Namun hanya satu yang beliau harapkan dari kita, “DO’A”.
Doa kitalah yang akan menjadi penerang, doa
kitalah yang akan menghangatkannnya, dan do’a kitalah yang dapat membantunya di
tepatkan di surga Allah. Kita hanya bisa berdo’a untuk beliau karna Kini yang
tersisa hanyalah kenangan saat-saat bersamanya,. Kata-kata yang indah yang selama
ini memberi kita nasehat tak lagi terdengar.., tangan halusnya yang selama ini
memberi kita kasih sayang tak lagi kita rasakan. Dan senyumannya yang membuat
kita percaya diripun tak lagi terlihat.
Ingatlah sobat, saat kita masih ada dalam
kandungannya,. dalam sembilan bulan beliau mengandung. Sembilan bulan beliau
menjaga pola makannya, menjaga pola geraknya bahkan dalam Sembilan bulan
tersebut, beliau harus menahan rasa sakit karna kita. Berdo’a siang dan malam,
Berharap agar kelak ketika tiba saatnya kita lahir kita menjadi anak yang soleh
atau soleha.
Namun, ketika lahir kita tak seperti apa yang diinginkannya.. terkadang tanpa kita sadari kita telah menyakitinya, membuatnya sedih dan kecewa. Banyak kesalahan-kesalahan yang sampai sekarang belum kita ketahui. Juga banyak kekeliruan yang belum kita benahi. Cobalah kita ingat..!! dimana kesalahan kita terhadap beliau?? Dimana kesalahan yang belum kita mintai maaf?? Dan dimana kesalahan yang harus kita benahi??
Namun, ketika lahir kita tak seperti apa yang diinginkannya.. terkadang tanpa kita sadari kita telah menyakitinya, membuatnya sedih dan kecewa. Banyak kesalahan-kesalahan yang sampai sekarang belum kita ketahui. Juga banyak kekeliruan yang belum kita benahi. Cobalah kita ingat..!! dimana kesalahan kita terhadap beliau?? Dimana kesalahan yang belum kita mintai maaf?? Dan dimana kesalahan yang harus kita benahi??
Namun.., semua
itu sudah terlambat .Kini beliau telah pergi untuk selamanya. Hanya
penyesalanlah yang selalu datang saat itu… hanya sedih dan kecewalah yang
selalu membayangi kita.. kini semua telah berlalu. Kebahagiaan yang kita
rasakan semasa hidup dengannya telah sirna.
Dan keceriaan kita telah habis saat dirinya
pergi menghadap yang maha kuasa. di saat kita kecil dulu Kita selalu di
manjanya, kita selalu dirawatnya dengan penuh keikhlasan dan penuh kesabaran.
Saat kita sedang sakit dialah yang pertama bertindak untuk kesembuhan kita
ketika seorang ayah pergi mencari nafkah. Beliau membelikan obat, memmbelikan
vitamin.
Atau bahkan apabila obat tak cukup untuk
kesembuhan kita, terkadang meski tak mempunyai uang beliau harus membawa kita
kerumah sakit. Itu semua demi kesembuhan kita,. Seorang anak yang selalu di
sayanginya. ingatlah sobat.., dahulu kita tidak mau tahu keaadaannya. yang kita
mau tahu hanyalah, beliau menuruti semua yang kita mau. dan apabila sampai
sedikit saja beliau tidak menuruti kemauan kita, terkadang kita menangis dengan
kencang, merusak, bahkan kita berani memukulnya.
"Astgfirullah." sadarkah kita saat
ini..? menyesalkah kita saat ini..? kenapat dahulu kita melakukan hal seperti
itu. dan ingatlah sobat.., ketika kita sudah cukup umur untuk masuk sekolah.
saat itu adalah saat yang sangat merepotkan bagi beliau. Terkadang biaya untuk
makanpun sulit apalagi harus membiyayai sekolah kita. untuk membeli seragam,
buku dan alat tulis lainnyapun. beliau harus berhutang pada tetangga. dan
kembali berhutang setiap bulannya untuk SPP sekolah kita.
Namun, di sekolah kita hanya bermain,
ngobrol, dan tidak belajar dengan giat. terkadang kita meminta uang padanya
dengan alasan ada sumbangan di sekolah. kita juga bilang tak akan mau sekolah
dengan seragam atau sepatu yang jelek dengan alasan gengsi atau malu. apa itu
balasan bagi ketulusan beliau terhadap kita.?? apakah itu yang beliau inginkan
dari kita,?? apakah pantas seorang ibu mendapatkan kebohongan dari seorang
anaknya??.
NB:
Postingan diatas hanyalah sebuah renungan
kita sebagai anak kepada seorang Ibu. terus terang ibu saya masih hidup Alhamdulillah.
bagi yang Ibunya masih hidup saya yakin perasaan kita tidak akan jauh seperti postingan diatas nantinya. Namun bagi yang sudah ditinggalkan saya mohon maaf sedalam-dalamnya bukan
bermaksud membuat anda sedih dan merindukan ibu kalian. Saya hanya ingin
mengajak untuk menjadi anak yang mencintai seorang Ibu dan mau mendoakannya
jika memang sudah tiada. karna gunungan permata atau lautan emaspun belum bisa
membalas kebaikan dan ketulusan ibu kita. Sekian dari saya terimaksih.
No comments:
Post a Comment