7 Jan 2014

RENUNGAN ANAK AKAN SOSOK IBU


Hampirilah Ibumu saat beliau tertidur lelap, tatap wajahnya dengan penuh kasih sayang yang dalam. dan renungkanlah sesosok ibu yang ada dalam kehidupan kita selama ini. Bayangkan betapa cintanya yang tulus terhadap kita selama ini.
Kasih sayangnya selalu kita rasakan.., kesabarannya selalu kita lihat.., juga kemampuannya yang selalu memberikan support pada kita sehingga semuanya menjadi mudah.

Hidupnya benar-benar kita butuhkan. beliaulah orang yang pertama kita kenal sebelum ayah, beliaulah orang yang pertama berbaring di samping kita, dan beliaulah orang yang memberikan kehangatan tubuhnya ketika kita baru lahir, dan kehangatan itu masih kita rasakan sejak kita lahir sampai sekarang.

namun apa yang akan kita rasakan ketika beliau yang sedang tertidur lelap tersebut tak lagi mampu membuka kedua matanya yang indah?? dan beliau tak lagi bangun dari tempat tidurnya dan tidur untuk selama-lamanya.

dari kedua matanya sedikit mengalir air mata,. wajahnya terlihat pucat,.. bibirnya terlihat mengering.., kulitnya terasa dingin.., dan tubuhnya pun mulai kaku. mungkin saat itu pula kita akan menangis. tak percaya apa yang sedang terjadi. berusaha membangunkan dalam keaadaan menangis. meminta padanya agar bangun dan menjawab teriakan kita. meskipun kita tahu bahwa itu sia-sia.

Air mata yang menetes membasahi kedua pipi semakin deras, penyesalan yang kita rasakan semakin mendalam. takkan rela melepaskannya dengan alasan apapun. karna beliau adalah wanita yang sangat kita sayangi seutuhnya. namun apalah daya.., semua itu adalah kehendaknya, kehendak “ILAHI RABBI”.

Orang-orang mulai berdatangan kerumah kita untuk mengaji, memandikan, juga menyolati beliau.  kini yang tersisa hanyalah jasadnya yang berselimut helaian kain kafan yang halus.  yang membuat kita semakin tak rela berpisah ialah, ketika beliau mulai di masukkan ke dalam keranda yang di tutupi helaian kain hijau yang bertuliskan “LAA ILAA HA ILL ALLAH, MUHAMMADA RASUL LULLAH”

Dan ketika orang-orang mulai memikulnya menuju pemakaman. mengiringi sambil menangis tanpa lelah tangan mengusapnya. semakin sedikit kita untuk melihatnya semakin sedih yang kita rasakan. sesampainya di pemakaman orang-orang mulai menguburinya, Adzan mulai dikumandangkan, talqin mulai di bacakan dan kembang mulai di taburkan. Kini beliu telah pergi dan meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Dan takkan kembali meski kita menangis dan memohon. Karna masa hidupnya telah habis dan telah tiba apa yang telah di firmankan oleh ALLAH,  yaitu “semua mahluk yang bernyawa akan merasakan mati”.

Sobat, Sungguh kematian tak bisa di hindari dan di cegah dengan apapun dan siapapun. dan ketika malam datang teringat beliau di alam kubur sana. Disana beliau sendiri menempuh malam yang dingin hanya dengan helaian kain kafan yang tipis. Gelap tanpa penerangan, terdiam dengan posisi yang tetap. Namun hanya satu yang beliau harapkan dari kita, “DO’A”.

Doa kitalah yang akan menjadi penerang, doa kitalah yang akan menghangatkannnya, dan do’a kitalah yang dapat membantunya di tepatkan di surga Allah. Kita hanya bisa berdo’a untuk beliau karna Kini yang tersisa hanyalah kenangan saat-saat bersamanya,. Kata-kata yang indah yang selama ini memberi kita nasehat tak lagi terdengar.., tangan halusnya yang selama ini memberi kita kasih sayang tak lagi kita rasakan. Dan senyumannya yang membuat kita percaya diripun tak lagi terlihat. 

Ingatlah sobat, saat kita masih ada dalam kandungannya,. dalam sembilan bulan beliau mengandung. Sembilan bulan beliau menjaga pola makannya, menjaga pola geraknya bahkan dalam Sembilan bulan tersebut, beliau harus menahan rasa sakit karna kita. Berdo’a siang dan malam, Berharap agar kelak ketika tiba saatnya kita lahir kita menjadi anak yang soleh atau soleha. 

Namun, ketika lahir kita tak seperti apa yang diinginkannya.. terkadang tanpa kita sadari kita telah menyakitinya, membuatnya sedih dan kecewa. Banyak kesalahan-kesalahan yang sampai sekarang belum kita ketahui. Juga banyak kekeliruan yang belum kita benahi. Cobalah kita ingat..!! dimana kesalahan kita terhadap beliau?? Dimana kesalahan yang belum kita mintai maaf?? Dan dimana kesalahan yang harus kita benahi?? 

Namun.., semua itu sudah terlambat .Kini beliau telah pergi untuk selamanya. Hanya penyesalanlah yang selalu datang saat itu… hanya sedih dan kecewalah yang selalu membayangi kita.. kini semua telah berlalu. Kebahagiaan yang kita rasakan semasa hidup dengannya telah sirna.

Dan keceriaan kita telah habis saat dirinya pergi menghadap yang maha kuasa. di saat kita kecil dulu Kita selalu di manjanya, kita selalu dirawatnya dengan penuh keikhlasan dan penuh kesabaran. Saat kita sedang sakit dialah yang pertama bertindak untuk kesembuhan kita ketika seorang ayah pergi mencari nafkah. Beliau membelikan obat, memmbelikan vitamin.

Atau bahkan apabila obat tak cukup untuk kesembuhan kita, terkadang meski tak mempunyai uang beliau harus membawa kita kerumah sakit. Itu semua demi kesembuhan kita,. Seorang anak yang selalu di sayanginya. ingatlah sobat.., dahulu kita tidak mau tahu keaadaannya. yang kita mau tahu hanyalah, beliau menuruti semua yang kita mau. dan apabila sampai sedikit saja beliau tidak menuruti kemauan kita, terkadang kita menangis dengan kencang, merusak, bahkan kita berani memukulnya.

 "Astgfirullah." sadarkah kita saat ini..? menyesalkah kita saat ini..? kenapat dahulu kita melakukan hal seperti itu. dan ingatlah sobat.., ketika kita sudah cukup umur untuk masuk sekolah. saat itu adalah saat yang sangat merepotkan bagi beliau. Terkadang biaya untuk makanpun sulit apalagi harus membiyayai sekolah kita. untuk membeli seragam, buku dan alat tulis lainnyapun. beliau harus berhutang pada tetangga. dan kembali berhutang setiap bulannya untuk SPP sekolah kita.

Namun, di sekolah kita hanya bermain, ngobrol, dan tidak belajar dengan giat. terkadang kita meminta uang padanya dengan alasan ada sumbangan di sekolah. kita juga bilang tak akan mau sekolah dengan seragam atau sepatu yang jelek dengan alasan gengsi atau malu. apa itu balasan bagi ketulusan beliau terhadap kita.?? apakah itu yang beliau inginkan dari kita,?? apakah pantas seorang ibu mendapatkan kebohongan dari seorang anaknya??.

NB: 
Postingan diatas hanyalah sebuah renungan kita sebagai anak kepada seorang Ibu. terus terang ibu saya masih hidup Alhamdulillah. bagi yang Ibunya masih hidup saya yakin perasaan kita tidak akan jauh seperti postingan diatas nantinya. Namun bagi yang sudah ditinggalkan saya mohon maaf sedalam-dalamnya bukan bermaksud membuat anda sedih dan merindukan ibu kalian. Saya hanya ingin mengajak untuk menjadi anak yang mencintai seorang Ibu dan mau mendoakannya jika memang sudah tiada. karna gunungan permata atau lautan emaspun belum bisa membalas kebaikan dan ketulusan ibu kita. Sekian dari saya terimaksih.

No comments: